"Diantara seketsa cakrawala, tersembul sebidang garis, berliku dan tak simetris, beraroma karat yg menjaman. Ya..aku jadi teringat dongeng negeri ini yang tak kunjung berpesona surga."
Aku pun berujar sekenanya bahwa Mungkin begitu bahwa surga memang benar ada dibawah telapak kaki ibu. Sesekali mungkin perlu untuk menundukkan kepala agar pesona surga itu menampakan diri
Barangkali memang perlu untuk sesekali berlatih membungkukan badan mencium aroma kaki yang menapak diatas tanah yang selalu terinjak injak. Mungkin pesona surga itu semerbak disana diantara jutaan kaki kaki yang berdebu dan berhimpit.
Mungkin sesekali perlu melepas sepatu dan berganti sandal saja atau bahkan bertelanjang kaki saja agar dapat menapak lebih merasa.
Ya pesona surga itu mungkin masih di bawah kaki kaki yang melangkah penuh gairah dan membumi.
Aku pun berujar sekenanya bahwa Mungkin begitu bahwa surga memang benar ada dibawah telapak kaki ibu. Sesekali mungkin perlu untuk menundukkan kepala agar pesona surga itu menampakan diri
Barangkali memang perlu untuk sesekali berlatih membungkukan badan mencium aroma kaki yang menapak diatas tanah yang selalu terinjak injak. Mungkin pesona surga itu semerbak disana diantara jutaan kaki kaki yang berdebu dan berhimpit.
Mungkin sesekali perlu melepas sepatu dan berganti sandal saja atau bahkan bertelanjang kaki saja agar dapat menapak lebih merasa.
Ya pesona surga itu mungkin masih di bawah kaki kaki yang melangkah penuh gairah dan membumi.
sayangnya kaki-kaki yg harusnya wangi surga lebih sering mampir tempat berbau neraka
ReplyDeletegimana mau nyium kakinya kalo gitu mba'
wowowowo
ReplyDeleteaku ingin pergi ke surga :)