Cangaan Inside

Dulu sebuah anecdote sering terdengar; "Mbolo Wadeng Cangaan" . Tiga nama desa itu memang bertetangga meski tida bener-bener close neighbor. Meski begitu ketiganya mempunyai rentetatan makna sebuah ancdote; "Wong Olo Mbededeng Manaan" Wala.......
Tapi sekarang? Wah jauh berbeda dan anecdote itu pun sudah jarang terdengar lagi. Mungkin sudah tidak begitu relvan, bisa jadi begitu. Atau barangkali memang masih begitu?
Yang jelas Cangaan sudah jauh berubah. Mungkin penduduknya masih suka kawin muda barangkali. Teptapi kwalitas orangnya sudah agak berbeda, cukup berkembang. Maaf membanggakan diri he..he..
Dari Infrastruktur saja, nampak jelas bahwa dulunya, jalan menuju desa itu hampir tidak bisa dibedakan dengan jaln menuju gunung pengambilang batu kapur. Bledok gak karuan. Sekarang masih bledok memang tapi sudah agak mulus meski konstruksi jalan suka mengikis ban kendaraan. Betapa tidak, jalan masuk sepanjang itu dibuat dari paving block. Rijik memang....
Orang desa mungkin dikenal gagap technologi atau kalau tahu tentang technologi mungkin masuk katagori Technological Shock. Tapi itu dulu.......
Sekarang? wah mungkin belom banyak berubah tapi setidaknya dari dalam, ada orang-orang yang mulai gandrung technologi, internet dan multi media. Ini cukup menghibur, setidaknya kami, orang -orang desa. Lihat aja blog nya Pak Guru Mis he..he.. kapan panen lobsternya? Dan liat juga miliknya Rosyid yang ditulis dari negeri seberang. Kayaknya agak mengherankan kalau blog-blog itu ditulis oleh orang-orang dari desa yang hampir tidak mempunya fasilitas komunikasi. Lah... tiang kabel telefon rumah rumah aja gak mencapai Cangaan, kok bisa bisanya bermain internet, he..he... Tapi memang begitula kenyataanya. Kami orang-orang desa yang mulai ingin menggenggam dan berbagi informasi