Sunday, October 12, 2008

Gak Ada Rotan, Akarpun Jadi

Kemampuan berimprovisasi dan menyesuaikan diri bagaimanapun adalah kunci untuk bisa survive. Kalau kita gk bisa mendapatkan rotan misalnya, atau mungkin bisa mendapatkan tapi gak kuat membeli atu ngramutnya, kenapa gak mencoba mencari alternatif memakai akar misalnya. Mungkin dengan sedikit improvisasi dan polesan, akar itu mampu meberikan fungsi yang sama dengan rotan, bahkan mungkin lebih dahsyat fungsinya dalam hal-hal tertentu.
Gambaran tersebut berlaku bagi saya saat ini. Hidup di desa, jauh dari perhatian pemberian fasilitas yang memadai untuk akses komunikasi. Jaringan PSTN tidak mampu merambah desa saya, sehingga keinginan punya akses data secepat Speedy yang kata iklannya lebih cepat dari mobil balap itu harus dibuang jauh. Wireless access dengan GSM generasi ke tiga, 3G, masih belom bosan melayani daerah perkotaan dan belum ada tanda-tanda melirik pedesaan. Meski begitu banyak sekali model HP yang support 3G atau UMTS betebaran di tetangga kanan kiri. Aneh juga ya.. he..he..
Pilihannya tinggal ke Warnet atau memakai jaringan GPRS yang disambung ke PC atau laptop. Pilihan yang kedua ini nampak yang paling oke, dan jujur terlihat sangat keren mengingat begitu banyak disekitar, HP yang bagus dengan segudang fasilitas, tetapi terpakai hanya sebagian saja featurenya. Aktifitas internetan dengan HP sebagai modem tetap la pilihan yang paling masuk akal. Apalagi kalau pake Simcard Indosat, dengan tarip yang nampak sangat murah sekitar 1Rp per Kb nya. Pulsa 5000 saja bisa untuk Internetan sebanyak 5 Mega byte. Wah murah ya, pikir saya saat itu.
Memang terasa murah kalau internetannya dilakukan hanya sesekali, atau kalau hanya untuk ngecek Email, baca, selesai kemudian disconnected. Akan terasa mahal kalau internatan itu menjadi semacam rutinitas dengan melakukan login, logout banyak account. Wah terasa betul mahalnya internetan dengan GPRS ini. Internetan ini bikin brodol pulsa.
Disamping terasa mahal, kecepatan browsing, baik pakek Internet Explorer atau Mozilla, sungguh menguji kesabaran,Apalagi PC atau laptopnya generasi tua, bisa bikin emosi di kepala he..he..
Disinilah improvisasi itu dibutuhkan. Opera Mini yang tekenal itu, yang didesign sebagai Browser HP, yang mempunyai kemampuan mengompres halaman website lebih dari 50%, menjadikan Opera Mini sebagai browser terbaik, tercepat, dan termurah di kelasnya. Bahkan ada yang bilang masa depan peyebaran pengguna Internet ada di tangan Opera Mini. Tentu dengan tampilan kecil, hanya selebar layar HP. Sehigga menulis dan membaca tidak senyaman di layar komputer.
Lalu mungkin kah bisa browsing dengan jaringan GPRS tetapi secepat, sehemat Opera Mini dan selebar layar komputer? Jawabanya adalah memasang sofware Opera Mini di komputer. Browsing dengan Opera Mini di komputer atau laptop dijamin sangat hemat dan sangat cepat sehingga tidak begitu bikin pulsa brodol..he..he.. Tinggal di pedesaan dimana jaringan GPRS sebagai satu-satunya pilihan untuk akses data, cara ini mungkin sangat bijak untuk bisa internatan dan browsing tiap harinya.

No comments:

Post a Comment